Ada yang bilang bahwa menjadi anak kelas XII itu deg-degan. Mengerikan karena akan menjalani Ujian Nasional. Tapi, aku sendiri tak merasakan apa-apa. Mungkin sedikit pengaruh dari jurusan yang kuambil, IPS. Pelajaran di IPS memang tak seberat di IPA, kami lebih banyak menggunakan logika dan ilmu 'kira-kira' dalam mengerjakan soal. Mungkin karena itu,banyak teman-temanku yang mengatakan bahwa IPS adalah singkatan dari Ilmu Paling Santai. Memang benar santai. Jarang ada tugas dan semua guru IPS di tempatku itu baik-baik alias bisa menjadi teman bagi muridnya. Beda dari guru pelajaran umum lainya.Namun, IPS sendiri tak pernah bisa lepas dari omongan negatif orang. Selama ini,banyak orang menganggap bahwa anak IPS adalah Troublemaker alias pembawa masalah. Sementara anak IPA adalah anak-anak emas yang berkepribadian baik. Padahal kenyataannya tak seperti itu. Anak-anak di kelas IPS tak selamanya seorang Troublemaker. Mungkin ada di antaranya yang suka membuat keributan dan mencari perhatian. Namun, itu tak bermaksud apa-apa.Kami hanya berusaha agar kami diakui dan dianggap setara dengan IPA.
Selama ini, kami IPS selalu berusaha menunjukkan prestasi yang nyata pada sekolah, pada guru-guru. Agar semua tak memandang lagi jurusan IPS dengan sebelah mata. Karena pada kenyataannya, hampir semua bidang IPS di perguruan tinggi saat ini sudah dikuasai IPA. Ada satu pertanyaan yang menganjal bagiku. Jika, anak dari jurusan IPA itu berniat masuk ke perguruan tinggi jurusan IPS, mengapa saat di SMA mereka memilih jurusan IPA bukannya IPS?
Jawabannya tentu saja demi gengsi. Karena sudah kutulis di atas. Jurusan IPS di SMA selalu dianggap sebagai pembuat masalah.
Di luar dari semua hal negatif yang kerap kami terima, kami jadi dekat satu sama lain. Semua anak di kelasku,XII-IIS2 benar-benar tergabung jadi satu keluarga besar. Tak pernah ada kata perselisihan atau pertengkaran, yang ada hanya persahabatan. Hal itu terjalin karena kami sadar, kami tak akan pernah bisa bertahan jika kami sendiri. Tiap orang butuh sahabat untuk mendampinginya. Orang akan jatuh jika dia bersikap individualis,,namun orang itu akan tegapbila dia bersikap sosialis...
Ini hanyalah sebuah curahan hati terdalam dari aku dan semua temanku di kelas XII-IIS Inilah kenyataan dan realita yang kami rasakan selama ini.
Bila ada pihak yang tersinggung, mohon maaf sebesar-besarnya...
Selama ini, kami IPS selalu berusaha menunjukkan prestasi yang nyata pada sekolah, pada guru-guru. Agar semua tak memandang lagi jurusan IPS dengan sebelah mata. Karena pada kenyataannya, hampir semua bidang IPS di perguruan tinggi saat ini sudah dikuasai IPA. Ada satu pertanyaan yang menganjal bagiku. Jika, anak dari jurusan IPA itu berniat masuk ke perguruan tinggi jurusan IPS, mengapa saat di SMA mereka memilih jurusan IPA bukannya IPS?
Jawabannya tentu saja demi gengsi. Karena sudah kutulis di atas. Jurusan IPS di SMA selalu dianggap sebagai pembuat masalah.
Di luar dari semua hal negatif yang kerap kami terima, kami jadi dekat satu sama lain. Semua anak di kelasku,XII-IIS2 benar-benar tergabung jadi satu keluarga besar. Tak pernah ada kata perselisihan atau pertengkaran, yang ada hanya persahabatan. Hal itu terjalin karena kami sadar, kami tak akan pernah bisa bertahan jika kami sendiri. Tiap orang butuh sahabat untuk mendampinginya. Orang akan jatuh jika dia bersikap individualis,,namun orang itu akan tegapbila dia bersikap sosialis...
Ini hanyalah sebuah curahan hati terdalam dari aku dan semua temanku di kelas XII-IIS Inilah kenyataan dan realita yang kami rasakan selama ini.
Bila ada pihak yang tersinggung, mohon maaf sebesar-besarnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar